Sabtu, 27 Agustus 2011

Pengorbanan Seorang Ibu



1 Timotius 5:4; Amsal 23:22
Seseorang berkisah tentang pengorbanan ibunya. Aku lahir di dalam keluarga miskin yang seringkali 
kekurangan makanan. Ibu mengetahui bahwa aku belum kenyang, sehingga ia memindahkan nasinya ke piringku sembari berkata, Ini untukmu Nak, Ibu tidak lapar. Padahal aku tahu persis bahwa ibu belum makan, ibu pasti lapar. 
Agar aku mendapatkan makanan bergizi, ibu sering pergi memancing. Sepulangnya dari memancing, ia memasak sup ikan yang lezat dan memberikannya kepadaku. Aku memakannya dengan lahap, tetapi aku memperhatikan bahwa ibu mengambil tulang ikan bekas aku makan dan mulai memakan daging ikan yang masih tersisa di tulang tersebut. Aku sedih melihat ibu. Kemudian dengan sumpitku aku memberikan daging ikan kepadanya, tetapi ia berkata, Buat kamu saja Nak, Ibu tidak suka ikan. Ibu berkata begitu meskipun aku tahu bahwa ibu suka ikan.
Ketika aku masuk SMP, biaya yang kuperlukan semakin banyak. Untuk mendapatkan uang tambahan, ibu bekerja menempel kotak korek api. Walau sudah larut malam, aku masih melihat ibu menempel kotak korek api dengan penerangan lilin yang kecil. Ibu tidak mengantuk? tanyaku. Tidurlah Nak, Ibu belum mengantuk, jawabnya. Padahal aku melihat matanya sudah hampir terpejam karena mengantuk. 
Ketika aku menjalani ujian, ibu cuti dari pekerjaan untuk menemaniku pergi ujian. Walau terik matahari terasa menyengat, ibu tetap menungguku di luar. Selesai ujian, ibu memberiku teh manis. Karena aku melihat ibu kepanasan dan pasti haus, maka aku memberikan gelas berisi teh kepada ibu, tetapi ia berkata, Minumlah Nak, Ibu tidak haus.
Singkat cerita, setelah lulus S1, aku melanjutkan ke S2 dan bekerja di sebuah perusahaan di Amerika. Gajiku cukup besar, sehingga aku bermaksud mengajak ibu tinggal bersamaku dan menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu berkata, Aku tidak terbiasa hidup di sana. Aku tahu ibu mengatakan itu karena tidak mau merepotkanku. 
Di usianya yang sudah tua, ibu terkena kanker lambung dan penyakit itu membuatnya tersiksa. Aku pulang dan melihat ibu terbaring lemah menahan sakit. Ia memandangku dengan tatapan rindu. Aku menangis melihat penderitaan ibu, tapi ia berkata, Jangan menangis, Nak, Ibu tidak merasa sakit. Itu adalah ucapan terakhir ibu sebelum ia menutup matanya dan kembali ke pangkuan Tuhan. 
Kisah di atas adalah gambaran kasih dan pengorbanan seorang ibu. Sebagai anak, kasihi, hormati dan balaslah budi baik ibu kita, karena ini adalah kehendak Tuhan. Renungkanlah sejenak apa yang sudah Anda lakukan bagi ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan Anda. Jika saat ini Anda sedang mengalami keretakan hubungan dengan ibu Anda, adakan pemberesan sehingga berkat-berkat Tuhan tidak terhambat. 

DOA
Bapa, berkatilah ibuku yang sudah banyak berkorban bagiku. Berilah dia kesehatan dan sukacita senantiasa. Dalam nama Tuhan Yesus aku mohon. Amin.

Rabu, 24 Agustus 2011

WAIT = TUHAN MASIH MENUNGGU




Film pendek ini bisa dipakai untuk cerita kepada anak-anak Sekolah Minggu kelas Pratama ke atas. Ceritanya ada seorang anak yang berjalan bersama Tuhan Yesus. Ketika tiba di persimpangan, ia minta berpisah, karena jalan yang berbelok itu menunjukkan kesenangan. Namun setelah ia jalani, jalan itu justru membawa kesengsaraan. Ia ingin kembali. Tapi apakah Tuhan masih mau menerimanya? Ternyata, Tuhan Yesus dengan setia masih menunggunya. Aplikasi: kalau kita sedang jauh dari Tuhan, kembalilah segera. Makin jauh dari Tuhan, makin susah hidup kita, bahkan akhirnya menuju kebinasaan kekal.
silahkan download
http://www.ziddu.com/download/13633689/wait2.7z.html 

KAMU BISA GONCANGKAN DUNIA




Ada seekor tikus kecil yang selalu merasa minder karena sering diejek oleh teman-temannya, hewan-hewan lain. Tikus ini juga cacat pada salah satu kakinya, dan itu membuatnya semakin minder.

Si tikus kecil pernah berangan-angan untuk mengikuti perlombaan para binatang. Tapi mana mungkin? dia kecil dan cacat...mana mungkin jadi juara.

Suatu hari, tikus kecil itu bertemu dengan gajah. Ia begitu kagum pada gajah yang badannya besar. Kalau gajah itu berjalan, tanah di sekitarnya berguncang. "Wah, dia binatang yang luar biasa...Dia hebat sekali!" seru si tikus kecil.

"Hai, tikus kecil, mengapa memandangku seperti itu?" tanya si gajah.

"O, aku terpesona padamu. Kamu hebat dan luar biasa." kata si tikus kecil.

"Apanya yang hebat?" tanya si gajah lagi.

"Ya, badanmu besar, tenagamu besar, kau bisa membuat bumi bergetar hanya dengan berjalan saja." puji si tikus kecil.

"Ha ha ha..." gajah tertawa."Kamu terlalu memujiku, bocah kecil." sahut sang gajah.

"Maukah kau menjadi sahabatku, gajah yang hebat?" tiba-tiba tikus kecil bertanya.

"Mengapa tidak. Aku senang bersahabat dengan siapa saja." jawab gajah.

Tikus kecil itu sangat bahagia karena sekarang punya sahabat yang hebat. Si gajah yang besar dan baik hatinya.

"O, aku lupa. Aku harus menyeberang, sebelum hari menjadi malam." kata si gajah sambil menatap jembatan yang ada di atas sebuah sungai tak jauh dari tempat mereka berbincang-bincang.

"Bolehkah aku ikut denganmu?" tanya tikus kecil.

"Tentu saja. Naiklah ke punggungku." jawab si gajah.

Maka naiklah si tikus kecil ke punggung gajah. Ketika mereka melintasi jembatan, maka tampaklah jembatan itu bergetar dan bergoyang-goyang.

"Wow...keren." Seru si tikus kecil.

"Apanya yang keren?" tanya gajah.

"Bersama kamu, aku bisa menggoncangkan jembatan ini." sahut tikus sambil tertawa bangga."Aku yakin, kalau aku bersamamu, aku pasti bisa jadi juara apa saja.."

Gajah pun ikut tertawa mendengar jawaban si tikus.

Pesan:
Adik-adik, Kalian mungkin merasa tidak berdaya, merasa kecil, cacat, tidak berguna, karena orang lain sering mengejekmu demikian. Tapi bersahabtlah dengan Tuhan, Bapa kita di sorga. dan berjalanlah bersama-Nya, maka kamu bisa menggoncangkan dunia dengan perkara-perkara yang luar biasa! Tetap semangat, Jangan menyerah! GBU All

KAMU BISA GONCANGKAN DUNIA


Ada seekor tikus kecil yang selalu merasa minder karena sering diejek oleh teman-temannya, hewan-hewan lain. Tikus ini juga cacat pada salah satu kakinya, dan itu membuatnya semakin minder.

Si tikus kecil pernah berangan-angan untuk mengikuti perlombaan para binatang. Tapi mana mungkin? dia kecil dan cacat...mana mungkin jadi juara.

Suatu hari, tikus kecil itu bertemu dengan gajah. Ia begitu kagum pada gajah yang badannya besar. Kalau gajah itu berjalan, tanah di sekitarnya berguncang. "Wah, dia binatang yang luar biasa...Dia hebat sekali!" seru si tikus kecil.

"Hai, tikus kecil, mengapa memandangku seperti itu?" tanya si gajah.

"O, aku terpesona padamu. Kamu hebat dan luar biasa." kata si tikus kecil.

"Apanya yang hebat?" tanya si gajah lagi.

"Ya, badanmu besar, tenagamu besar, kau bisa membuat bumi bergetar hanya dengan berjalan saja." puji si tikus kecil.

"Ha ha ha..." gajah tertawa."Kamu terlalu memujiku, bocah kecil." sahut sang gajah.

"Maukah kau menjadi sahabatku, gajah yang hebat?" tiba-tiba tikus kecil bertanya.

"Mengapa tidak. Aku senang bersahabat dengan siapa saja." jawab gajah.

Tikus kecil itu sangat bahagia karena sekarang punya sahabat yang hebat. Si gajah yang besar dan baik hatinya.

"O, aku lupa. Aku harus menyeberang, sebelum hari menjadi malam." kata si gajah sambil menatap jembatan yang ada di atas sebuah sungai tak jauh dari tempat mereka berbincang-bincang.

"Bolehkah aku ikut denganmu?" tanya tikus kecil.

"Tentu saja. Naiklah ke punggungku." jawab si gajah.

Maka naiklah si tikus kecil ke punggung gajah. Ketika mereka melintasi jembatan, maka tampaklah jembatan itu bergetar dan bergoyang-goyang.

"Wow...keren." Seru si tikus kecil.

"Apanya yang keren?" tanya gajah.

"Bersama kamu, aku bisa menggoncangkan jembatan ini." sahut tikus sambil tertawa bangga."Aku yakin, kalau aku bersamamu, aku pasti bisa jadi juara apa saja.."

Gajah pun ikut tertawa mendengar jawaban si tikus.

Pesan:
Adik-adik, Kalian mungkin merasa tidak berdaya, merasa kecil, cacat, tidak berguna, karena orang lain sering mengejekmu demikian. Tapi bersahabtlah dengan Tuhan, Bapa kita di sorga. dan berjalanlah bersama-Nya, maka kamu bisa menggoncangkan dunia dengan perkara-perkara yang luar biasa! Tetap semangat, Jangan menyerah! GBU All

Berkat Tuhan vs Berkat Iblis



Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Amsal 10:22)
“Mengapa ada orang berdosa yang memiliki kekayaan berlimpah?”

Pertanyaan ini diajukan oleh seorang teman ketika makan malam bersama saya dan keluarga. Teman saya berpendapat seharusnya orang yang tidak hidup di dalam Tuhan atau mencari uang dengan cara yang tidak benar tidak berhak mendapatkan kekayaan. Saya percaya banyak orang Kristen memiliki pendapat yang relative sama.

BERKAT TUHAN TIDAK MENDATANGKAN PENDERITAAN
Jadi mengapa ada orang yang tidak kenal Tuhan atau orang yang mencari uang tidak dengan cara Tuhan bisa memiliki kekayaan berlimpah? Karena, tidak semua kekayaan berasal dari Tuhan. Kita akan lihat lebih detail terjemahan NASB (New American Standard Bible) dari ayat di atas.

It is the blessing of the Lord that makes rich, and He adds no sorrow to it (Proverbs 10:22, NASB) Terjemahan bebasnya adalah “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, dan Tuhan tidak menambahkan penderitaan di dalam kekayaan tersebut.” Ayat ini menegaskan bahwa kekayaan memang bisa datang dari Tuhan tetapi juga bisa datang dari pihak lain. Pembeda dari kedua asal kekayaan ini adalah “penderitaan”. Berkat yang datang dari Tuhan tidak membawa penderitaan sedangkan berkat (baca: kekayaan) yang datang dari pihak lainnya senantiasa membawa penderitaan.

Masalahnya, seringkali yang terlihat nyata adalah kekayaan dari seseorang. Kita tidak bisa melihat dengan jelas apakah seseorang itu mengalami penderitaan akibat kekayaan yang dimiliki karena seringkali penderitaan ini tidak terlihat dengan nyata. Tetapi, kita percaya bahwa penulis dari Amsal ini mengetahui dengan jelas apa yang dia tulis. Penderitaan senantiasa akan mengikuti kekayaan yang datangnya bukan dari Tuhan.
Di dalam bagian Amsal yang lain, penulis Amsal menegaskan ada hubungan antara kekacauan di dalam rumah tangga dengan keuntungan gelap.

Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.(Amsal 15:27)

Jadi, barang siapa yang ingin mendapatkan keuntungan besar dengan cara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan harus menyadari bahwa kekacauan bisa datang di dalam keluarga mereka sebagai ganti kekayaan yang didapatkan.

BERKAT YANG BUKAN DARI TUHAN AKAN DIBERIKAN KE ORANG LAIN YANG HIDUP BENAR
Orang yang tidak kenal Tuhan bisa saja diberikan berkat melimpah oleh Tuhan dengan tujuan untuk memberkati orang yang hidup benar. Jadi kekayaan mereka tidak akan tetap ada pada mereka. Salah satu contoh nyata dari fakta ini bisa dilihat dari hidup Yusuf.
Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. (Kejadian 39:5)

Tuhan mencurahkan berkat Tuhan kepada keluarga Potifar (majikan Yusuf) supaya Yusuf bisa mendapatkan berkat Tuhan. Jadi Potifar sebenarnya tidak berhak mendapatkan berkat Tuhan, tetapi karena Yusuf, Potifar mendapatkan berkat Tuhan yang berlimpah. Potifar hanyalah saluran yang digunakan oleh Tuhan untuk menyalurkan berkat Tuhan kepada Yusuf.
Kebenarannya, kekayaan orang yang hidup tidak benar tidak akan kekal. Mereka mencari uang dengan cara tidak benar dan memang menghasilkan banyak kekayaan. Tentu saja, kekayaan itu disertai dengan penderitaan. Tidak berapa lama kemudian, kekayaan itu akan diberikan kepada orang yang hidup benar di hadapanTuhan.

Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.(Amsal 13:22 )

Oleh karena itu, kalau kita tidak ingin menderita dan mendapatkan kekayaan yang bisa kita wariskan kepada anak cucu kita, jangan pernah mendapatkan berkat yang datangnya bukan dari Tuhan. Amin!

Pelajaran Kecil Dari Tuhan


Menjadi orang yang diberkati Tuhan adalah suatu hal yang indah. Namun jika hal itu terjadi, janganlah kita kemudian merasa mampu berdiri sendiri dan melalaikan campur tangan Tuhan. Sebaliknya, gunakanlah itu sebagai sarana untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Kaena Tanpa Dia, kita bukan apa-apa. dan tanpa Dia, kita tidak akan mampu melakukan apapun.
Nama saya Widi Wulan Triono, atau biasa dipanggil Widi. Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan yang ekspedisi sebagai staff keuangan. Tugas saya sehari-hari adalah mengurus proses transaksi perusahaan pembayaran dan pembelian dengan menggunakan transfer atau cek yang telah ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. Selama bekerja di perusahaan tersebut, saya selalu mengerjakan tugas dengan baik dan memuaskan. Sebagai dampaknya, pihak pimpinan pun merasa puas dengan hasil pekerjaan saya.
Kenyataan itu membuat saya menjadi takabur dan kurang mengucap syukur kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan menegur saya melalui sebuah peristiwa. Suatu ketika tanpa sengaja saya menghilangkan satu kertas cek yang akan dibayarkan ke bank. Di cek itu sudah ada tanda tangan pengesahan resmi dari pimpinan perusahaan, sehingga siapa pun yang menemukannya dapat mencairkannya dengan mudah. Apalagi nominalnya sangat besar, mencapai puluhan juta rupiah. Saat menyadari hal itu, saya amat panik. Tas kerja saya bongkar dan rekan kerja di kantor pun saya tanyai, tetapi hasilnya nihil. Tak mau menyerah, saya lantas pergi ke lapangan parkir. “Siapa tahu terjatuh,” demikian pikir saya. Namun, kertas cek itu pun tidak berhasil ditemukan.
Kepanikan dan kebingungan saya terus memuncak, sementara jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Artinya, tidak lama lagi bank akan tutup. Jika itu terjadi berarti saya akan ada dalam masalah yang lebih besar. Akhirnya saya pasrah dan memutuskan untuk berdoa menyerahkan semuanya pada Tuhan. Setelah berdoa dan merenung sejenak akhirnya saya bersiap untuk kembali ke kantor tempat saya bekerja. Dalam hati saya yakin pasti akan di-PHK dan disuruh mengganti uang itu. Pokoknya, pikir saya, bersiap untuk sajalah untuk keadaan terburuk.
Namun Tuhan rupanya berkehendak lain. Belum lama tiba di kantor, seorang satpam mendatangi saya dan menyerahkan secarik kertas. “Maaf, apakah Bapak tadi kehilangan kertas ini?” tanyanya. Saat mengenali kertas itu saya amat terkejut, karena itulah kertas cek yang sedari tadi saya cari-cari tetapi belum ketemu juga.
“Bapak menemukan kertas ini di mana? Iya, inilah yang saya cari Pak. Ini kertas penting,” kata saya penasaran.
“Kertas ini tadi tercecer sewaktu Anda masuk ke ruangan. Namun waktu itu saya tidak sempat memanggil Bapak karena ada pekerjaan yang harus saya kerjakan secepatnya,” katanya sambil menjelaskan kepada saya.
“Pak, terima kasih sekali karena cek ini sangat penting dan sangat menentukan nasib saya juga pekerjaan saya,” kata saya penuh kegembiraan. Detik itu juga saya seolah diingatkan tentang campur tangan Tuhan, sesuatu yang selama ini kerap saya abaikan. Ternyata Tuhan memberikan pertolongan pada saya tepat pada waktu-Nya. Dan yang lebih melegakan bagi saya adalah bahwa satpam tersebut adalah orang yang jujur dan tidak mengharapkan imbalan sepeser pun ketika mengembalikannya pada saya.
Kepenatan, rasa takut dan cemas akhirnya Tuhan gantikan dengan sukacita dan ketenangan dalam hati saya. Satu hal yang saya ingat dari satpam tersebut adalah pesan untuk saya agar lebih berhati-hati di dalam bekerja. Saya kembali merenungkan kata-kata tersebut bahwa saat itu saya sungguh sangat ceroboh sehingga saya hampir saja kehilangan pekerjaan.
Saya bersyukur sekali kepada Tuhan karena kebaikan-Nya sungguh nyata dalam hidup saya. Mulai saat itu saya berjanji pada diri sendiri untuk berhati-hati lagi dalam melakukan pekerjaan. Saya pun mengambil komitmen untuk selalu mengandalkan Tuhan saat bekerja atau melakukan aktivitas. Saya pun berdoa kepada Tuhan untuk selalu melindungi dan menyertai pekerjaan saya setiap harinya.
Terima kasih Tuhan karena engkau telah menyelamatkan saya dari ketakutan dan kecemasan dalam hati saya. Sehingga sampai saat ini saya masih diberi kesempatan bekerja. Pesan saya untuk setiap pembaca Renungan Malam: lakukan yang terbaik dan andalkan Tuhan di dalam keadaan apa pun ketika kita merasa tidak mampu, maka Tuhan pun akan memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Kesuksesan bukanlah sesuatu yang ajaib atau penuh misteri. Kesuksesan adalah konsekuensi alami dari kekonsistenan menerapkan dasar-dasar hukum alam. Thank you Lord atas pekerjaan tangan-Mu yang sungguh nyata. Tuhan memberkati kita semuanya.